23.1.19

Mari Belajar Sejarah Kerajaan Kalingga, Kehidupan, Masa Kejayaan Hingga Kehancurannya

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. 
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan Tiongkok, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

DESKRIPSI
KETERANGAN
 Nama Kerajaan Kalingga 
 Ibukota Keling (Jepara)
 Bahasa  Bahasa Jawa Kuno, Melayu Kuno 
 Agama Hindu, Buddha, Kejawaen 
 Bentuk Pemerintahan  Kerajaan 
 Ratu Yang Memimpin  1. Ratu Shima  Sekitar 674-732 Tahun
 2. Ratu Sanjaya
 Dirikan  Abad Ke-6
 Dibubarkan Abad Ke-7

DAFTAR ISI
1. SUMBER SEJARAH KERAJAAN KALINGGA
2. KEHIDUPAN DIKERAJAAN KALINGGA
3. RAJA RAJA YANG MEMERINTAH KERAJAAN KALINGGA
4. MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA
5. PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA
6. MASA KEHANCURAN KERAJAAN KALINGGA



SUMBER SEJARAH KERAJAAN KALINGGA

Sumber sejarah keberadaan Kerajaan Kalingga dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan dan berita dari Cina, yaitu sebagai berikut:
1.Prasasti Tuk Mas, ditemukan di lereng sebelah barat Gurung Merapi desa Lebak, Kec Grabag, Kab. Magelang. Prasasti ini berisi tentang pujian kepada mata air yang keluar dari celah bebatuan bagaikan Sungai Gangga. Prasasti Tuk Mas bertuliskan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta.

2.Prasasti Sojomerto, prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kec. Reban, Kab. Batang, Jateng. Prasasti ini menggunakan huruf Kawi dan memakai bahasa Melayu Kuno. Prasasti Sojomerto berisi cerita tentang keluarga Dapunta Salendra. Menurut Prof. Drs. Boechari Dapunta Salendra merupakan cikal bakal raja-raja keturunan Wangsa Syailendra.

3.Berita Cina dari Dinasti Tang yang menyebutkan adaya Kerajaan Holing yang lokasinya ada di Cho-Po (Jawa).

4.Berita dari I-Tsing, pendeta Buddha dari China

||TOP||


KEHIDUPAN DIKERAJAAN KALINGGA

1.Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga
Perekonomian kerajaan kalingga bertumpu pada sector perdagangan dan pertanian. Letaknya yang dekat dengan pesisir pantai utara jawa tengah menyebabkan kalingga mudah di akses oleh pedagang luar negeri.kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, culabadak,dan gading gajah untuk dijual. Penduduk kalingga dikenal pandai membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.

2.Kehidupan sosial kerajaan kalingga
Kerajaan kalingga hidup dengan teratur,berkat kepemimpinan ratu sima ketentraman dan ketertiban di kerajaan kalingga berlangsung dengan baik. Dalam menegakkan hukum, ratu sima tidak membeda-bedakan antara rakyat dengan kerabatnya sendiri.

Berita tentang ketegasan hukum ratu sima, raja yang bernama T-shih ia adalah kaum muslim arad dan persia, ia menguji kebenaran berita yang ia dengar.beliau memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong itu ia berusaha menyingkir.

Tetapi pada suatu hari, putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong tersebut hingga isinya berceceran. Mendengar kejadian tersebut ratu sima marah, dan memerintahkan agar putra mahkota dihukum mati. Tetapi karena para menteri memohon agar putra mahkota mendapat pengampunan. Akhirnya ratu sima hanya memerintahkan agar jari putra mahkota yang menyentuh kantong emas tersebut di potong,hal ini menjadi bukti ketegasan ratu sima.

3.Kehidupan politik kerajaan kalingga
Pada abad ketujuh masehi kerajaan kalingga dipimpin oleh ratu sima, hukum di kalingga ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan ketentraman di kalingga berjalan dengan baik.

Menurut naskah parahhayang, Ratu sima memiliki cucu bernama sanaha yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari kerajaan galuh. Sanaha memiliki anak bernama sanjaya yang kelas akan menjadi raja mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan Kalingga ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya.
Patung Ratu Sima

||TOP||


RAJA RAJA YANG MEMERINTAH KERAJAAN KALINGGA

Kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Shima pada tahun 647 M, Ratu Sima dikenal sebagai ratu yang bertindak adil dan bijaksana. Ratu Shima merupakan ratu yang sangat tegas, sebagai bukti ketegasan Ratu Shima menghukum putranya sendiri yang melanggar aturan.

Ratu Shima beragama Hindu aliran Syiwa dan pada masa pemerintahaannya Kerajaan Kalingga mengalamai masa keemasan.

Dalam naskah Carita Parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandiminyak (putra mahkota Kerajaan Galuh). Kemudian Mandiminyak menjadi raja Kedua dari Kerajaan Galuh. Ratu Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha.

Kemudian Sanaha menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh yang bernama Bratasenawa, dari pernikahan itu dikaruniai seorang anak bernama Sanjaya.

Setelah Ratu Shima meninggal pada tahun 732 M, Sanjaya akhirnya menjadi Raja Kerajaan Kalingga bagian utara, yang selanjutnya nama Kerajaan Kalingga utara tersebut disebut dengan Bumi Mataram.

Setelah itu Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Kerajaan adalah sistem kerajaan dimana pemimpin kerajaan dan penerusnya berasal dari anak cucunya.

||TOP||


MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA

Masa kepemimpinan Ratu sima menjadi masa keemasan bagi kerajaan kalingga sehingga membuat raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum, sekaligus penasaran. Masa masa itu adalah masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama buddha juga berkembang secara harmonis, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering disebut Di Hyang(tempat bersatunya dua kepercayaan hindu dan buddha).

Dalam bercocok tanam Ratu Sima mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak mertuanya. Ia merancang sistem pengairan yang diberi nama subak. Kebudayaan baru ini yang kemudian melahikan istilah Tanibhala, atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya dengan cara bertani atau bercocok tanam.

||TOP||


PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

1.Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas bertuliskan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta. Prasasti ini ditemukan di Dusun Dakawu, Desa Lepak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tepatnya di lereng Barat Gunung Merapi.
Prasasti Tukmas
Prasasti ini bertuliskan tentang mata air yang jernih dan bersih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga yang berada di India. Pada Prasasti Tuk Mas juga terdapat gambar-gambar seperti kendi, kelasangka, trisula, cakra, bunga teratai dan kapak.

2.Prasasti Sojomerjo
Prasasti Sojomerjo bersifat keagamaan Siwais dan ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti Sojomerjo bertuliskan huruf Kawi dan berbahasa Melayu Kuno serta berasal dari kira-kira abad ke-7 M.
Prasasti Sojomerjo
Prasasti ini berisi keluarga dari tokoh utama Dapunta Selendra yaitu ayahnya bernama Santanu sedangkan ibunya bernama Bhadrawati lalu istrinya bernama Sampula. Menurut Prof. Drs. Boechari, Dapunta Selendra merupakan cikal bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

3.Candi Angin
Candi Angin merupakan candi yang ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Candi Angin letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.
Candi Angin Kalingga
Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.

4.Candi Bubrah
Candi Bubrah juga ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kedua temuan candi ini dapat menunjukan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah pada zaman itu berkembang kerajaan bercorak Hindu Siwais.
Candi Bubrah Kalingga
Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah. Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak ditemukan.

Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu. Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.

||TOP||


MASA KEHANCURAN KERAJAAN KALINGGA

Kerajaan kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan sriwijaya yang menguasai perdagangan, serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan kijen menyingkir ke jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M.

Bersama melayu dan tarumanegara yang sebelumnya telah ditaklukan kerajaan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.

||TOP||

Previous Post
Next Post

0 komentar:

close